Kamis, 07 Juni 2012

Pelangi Pulau Sempu (12 apr – 16 apr 2012)

Kalian percaya kalau saya melihat pelangi di Pulau Sempu?. Tidak hanya di Pulau Sempu, saya melihat pelangi tersebut sepanjang perjalanan pergi dan pulang dari Pulau Sempu. Pelangi itu terlihat indah, anggun dan menawan. Sampai saat ini pun saya masih mengingat dengan jelas bagaimana garis-garis vektor pelangi tersebut. Pelangi yang membuat orang sedih menjadi tertawa, menangis menjadi tersenyum, berduka menjadi suka ria. Pelangi yang sangat hangat, pelangi yang sangat membekas dalam memori ini. 


Pelangi yang saya lihat bukanlah pelangi yang ada pada umumnya. Pelangi itu serasa hidup, memiliki nyawa dan dapat berinteraksi secara langsung dengan kita para penikmatnya. Pelangi yang membuat rindu ketika kita ditinggalkannya. Pelangi yang tak memerlukan hujan, sesaat sebelum dia menampakkan wujudnya.

Pelangi itu muncul setiap saat, ketika kita ingin melihatnya. Hanya butuh godaan genit dan mesra untuk memancing dia supaya keluar”. Pelangi yang ajaib namun sakral untuk dilihat, dinikmati dan diingat. Warnanya, bukan merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu saja. Melainkan kolaborasi dari semua warna dan rasa yang ada di jagad raya ini. Memang seperti itu seharusnya wujud pelangi yang sesungguhnya. Tidak hanya indah dan nyaman dalam visual tetapi dalam setiap hal.

Sedangkan bentuknya, sebuah garis melengkung membentuk setengah lingkaran dengan dua ujung sebagai titik akhirnya. Garis yang membentang yang membuat nyaman orang2 dibawah bentangannya tersebut. Naungannya membuat hati seseorang menjadi damai.

Saya harus menjaga pelangi itu agar tetap terus menunjukkan wujudnya. Apabila warna pelangi itu mulai memudar, saya akan mewarnai ulang pelangi tersebut seperti sedia kala. Agar semua generasi setelah saya dapat merasakan dan menikmati pelangi nan indah itu. Pelangi yang memiliki rasa, nyawa serta bernada…

J

Herman Sulistiyo





























Tidak ada komentar:

Posting Komentar