Rabu, 25 April 2012

Picnic GEDE with AKAPELA

“Hari ini menjadi masa lalu untuk dikisahkan dimasa depan”

“08 Sept 2011”
“AKAPELA”, bukanlah grup vokal yang bernyanyi tanpa iringan alat musik, melainkan singkatan dari Akar Pecinta Alam , dengan destinasi Puncak Gede via Gunung Putri membuat saya tertarik mengikuti pendakian ini, , Gunung Gede bukan pertama kalinya yang saya daki namun pendakian kali ini terasa berbeda karena saya belum pernah sekalipun mendaki Gn. Gede lewat jalur Gn. Putri, , dimulai dari Sanggar Anak Akar saya dan peserta yang lain sibuk packing untuk persiapan mendaki, walaupun belum kenal satu sama lain tapi PD aja lah, kata orang SKSD hehehe, , oke setelah packing selesai kami pun berangkat, ups sebelum berangkat kami diberi wejangan oleh sesepuh sanggar, Pakde, ya beliau jugalah yang melepas keberangkatan kami (halah lebay.com bahasanya :p), sekitar Pukul 19.00 WIB kami berangkat menuju terminal Kp. Rambutan dan disambung dengan bis jurusan Tasikmalaya dari terminal tersebut, setelah sampai kami masih harus menyewa kendaraan untuk menuju Pos validasi sebelum pendakian, “angkot” yah kami naik kendaraan itu, dengan supir setengah baya kami diantar sampai dekat pos validasi tsb, dalam perjalanan menuju pos unik nya tuh abang angkot suka ketawa2 gak jelas mungkin gila atau sedang ngelawak atau apalah gak tau, bukan apa2 saya takut lewat aja tuh orang gara2 kebanyakkan ketawa, hahahahaha, , sadis ! ! , lanjuuuttt, , kami pun sampai didesa terakhir dekat pos validasi, dari sini kami harus berjalan kaki menuju pos tersebut, , tak lama kemudian kami sampai di pos tsb dan melakukan validasi pendakian, , hmm semakin dingin aja nih hawanya, ya kami pun langsung bergegas meninggalkan pos setelah proses validasi usai, tapak demi setapak kami jejaki, dengan medan yang agak menanjak dan berdebu dan digerayangi oleh dinginnya udara malam, “oke kita bermalam disini, perjalanan kita lanjut besok !”  ujar seseorang dari kami, (sumber mata air pertama dgn tanah yang landai pinggir jalur pendakian), saya pun langsung membongkar isi carrier, mengambil tenda dan mulai merakit tenda dibantu yang lain, “kriuk kriuuuuk” wew suara perut santer terdengar, hahaha laper bo’, , usai mendirikan tenda kami mulai memasak, , “nyesss nyeesssss” hmm merdunya suara penggorengan di ikuti semerbak wangi aroma ikan asin membuat saya tak sabar untuk menyantapnya, , “ikan asin tapi kok pait” , , celetuk candaan dari seseorang diantara kami, , hahahahahaha plin plan tuh ikannya, santap malam pun akhirnya siap dan kami pun segera melahapnya (mumpung masih anget :p), hooahhhmmm, hari semakin gelap dan udara semakin dingin, usai santap malam yang ala kadarnya, saya dan yang lain pun bergegas masuk kedalam tenda untuk beristirahat, , sampai jumpa besok kawan.

fokus mendengarkan wejangan
Akapela in action
“09 Sept 2011”
Bukan karena suara ayam jago yang biasa terdengar dipagi hari tetapi karena dinginnya udara sekitar, membuat saya terbangun dari tidur, , yah hari sudah berganti, belum terang memang, tapi kami harus bangun lebih awal untuk bersiap2 lalu meneruskan perjalanan yang masih jauh, , “selamat pagi”, yah tegur sapa itu terlontar sesama kami, dengan mata yang masih celong dan jaket hangat yang melekat ditubuh, kami menikmati segarnya udara pagi, ada yang berpose bak artis terkenal untuk difoto, ada yang mencuci alat makan bekas semalam, ada pula yang berdiam diri dengan tubuh bergetar, bukan karena sedang asik mendengar lagu Ayu Ting Ting tapi karena kedinginan, hahahahahaha, kami pun mulai memasak, dari memasak air untuk menyeduh kopi dan minumam sereal hingga memasak nasi lengkap dengan lauk pauknya, disinilah moment yang tak akan pernah terlupakan khususnya untuk saya, yah pada saat saya menyalakan kompor gas portable “ssssshhhhh” suara gas mendesis, “ceklek ceklek” suara pematik api kompor tsb, , lalu “buaaarrr” what the f*ck, api menyala terlalu besar hingga menyambar rambut saya, , apes, untung cuma sedikit yang kena, bau rambut terbakar masih tercium oleh saya dan saya pun membasuhnya dengan air, , hahahaha kejadian yang tak terduga memang tapi serulah pokoknya, itung2 pengalaman baru, halah #koplak, , setelah sarapan kami pun berkemas dan bersiap2 untuk meneruskan perjalanan, pada saat berkemas tiba2 terdengar suara langkah lari seseorang mendekat kearah kami, “halo apa kabar semuanya?” ujar orang itu dengan riang, agak sedikit autis saya rasa, hahahaha, ternyata sekumpulan orang yang menamakan diri mereka dengan sebutan “Sindikat Gelas Kaleng” (Uki=ketua, Aung=wakil ketua, Riri; Digel; Ponga; dan seorang lagi dengan kaca mata agak mirip2 cina=anggota yang terpaksa) , halah, sesaat setelah mereka datang suasana pun menjadi ramai, tawa dan canda pun terjadi dengan Uki sang ketua “Sindikat Gelas Kaleng” sebagai objeknya,, , hahahaha, “silahkan mampir, maaf ya berantakkan” celetuk seorang dari “Akapela” pada Uki, “ohh gak papa udah biasa kok” sahutnya, “maaf ya mirip muka” celetuk Ambon menyindir Uki, sontak saja kami pun tertawa terbahak-bahak, gila memang tuh si Ambon, parah, hahaha, yang paling gokil adalah pada saat tiba2 uki memberikan sesuatu pada kami yaitu gelas kaleng , uniknya pada saat moment tersebut dilakukan dengan gaya formal bak petinggi melakukan serah terima piagam penghargaan atau mungkin serah terima sumbangan, hahaha, dengan tangan kanan saling berjabatan dan tangan yang lainnya memegang gelas kaleng tsb lalu menahan gerakan tsb untuk diabadikan dalam foto, ada ada aja kelakuannya, stressss !, SINTING ! yah begitulah kalau kata Andre gede (kata2 ajaibnya), hahaha, hmm sinar matahari pun semakin terik terasa, tepat pukul 09.00 waktu setempat kami pun segera bergegas, destinasi berikutnya adalah Alun alun Surya Kencana, , kami pun berdo’a memohon keselamatan serta kelancaran dalam perjalanan hari ini, , setelah berdoa saya dan “kholil” ditunjuk untuk memimpin perjalanan ini oleh koordinator acara ini “doge”,, “waduh ge gw gak tau jalannya, gw blm pernah naek lewat jalur ini” ujar saya mengelak, “nyantai gw tau jalannya kok man” sahut kholil, , hmm oke deh klo begitu, , sebenernya posisi ini sangat tidak saya suka, karena berjalan didepan bagi saya rasanya seperti dikejar2 sesuatu, gak tenang, akhirnya saya dan Kholil pun berjalan duluan, langkah demi langkah dengan jalur yang menanjak saya jejakki, entah karena sugesti atau apalah namanya baru berjalan sebentar perasaan saya udah gak enak, bukan cuma itu saya juga merasa kelelahan, Kholil pun dengan langkah yang mantap dan agak membungkuk karena menahan beban di punggungnya sedikit demi sedikit menjauh meninggalkan saya, , hmm tak seperti biasanya memang, saya pun melangkah dengan sangat perlahan dan akhirnya tersusul oleh yang lain yaitu Kaminah, Qori, Dini, Andre kecil, Ari, Sugi, Utari, Andre gede, Om bleki, Ambon (seingat saya sih mereka),, akhirnya kami pun berjalan bersama dengan langkah perlahan untuk menyimpan energi karena perjalanan masih panjang dan karena Doge, Saneri dan Mamang Daud masih tertinggal dibelakang kami, medan perjalanan sedikit demi sedikit mulai menanjak, beban yang kami bawa pun semakin terasa berat, , sambil menghisap madu saya terus melangkah sambil mengabadikan pemandangan sekitar dengan kamera, , ups karena asik menikmati alam sekitar ternyata saya tertinggal jauh oleh yang lain “gak papa lah itung2 sembari nungguin Doge, Saneri sama Mamang Daud” ucap saya dalam hati, , dengan medan yang semakin terjal saya pun melangkah dengan mantap menyusul yang lain, dan ternyata terkejar juga oleh saya yaitu Ambon dan Andre gede, , “lho mana yang lain? Hmm mungkin sudah duluan” ucap saya lagi dalam hati, hmm saya perhatikan langkah Andre gede tidak wajar,, langkahnya agak tertahan tidak mantap seperti yang lain , mungkin kelelahan atau mungkin bisa jadi karena keram, tebak saya dalam hati, , kami bertiga (saya, Andre gede dan Ambon) pun akhirnya berjalan perlahan, kira2 sepuluh langkah berhenti istirahat sejenak kemudian jalan lagi sepuluh langkah lalu berhenti lagi begitu terus menerus, , kemudian Ambon pun melangkah duluan meninggalkan saya dan Andre gede, , perjalanan masih harus diteruskan dan saya masih mengiringi langkah Andre gede , “sini carrier gw yang bawa” pinta saya pada Andre gede, , “gak usah gw masih sanggup kok” jawab Andre gede , salut buat dia dengan langkah yang tertatih2 dijalan yang terjal dia masih sanggup membawa beban dipundaknya (semangka = semangat kaka \(^o^)/ , , hahahaha), lanjuuuuttt, , dengan cara berjalan yang masih sama yaitu sepuluh langkah lalu berhenti sejenak kemudian jalan lagi menyusuri terjalnya jalur pendakian, saya terus mengikuti Andre gede tak lama setelah itu saya merubah pola untuk mengiringi dia, yang tadi nya saya mengikuti tepat dibelakangnya sekarang berbeda yaitu dengan membuat jarak dengannya (Andre gede jalan duluan kira2 udh jauh didepan saya dan tak terlihat baru kemudian saya menyusul, begitu seterusnya),, duduk selonjor menghadap kebawah dengan kepala menunduk saya menunggu Andre gede melangkah jauh meninggalkan saya (sekalian nunggu yang masih dibawah yaitu doge,  saneri dan mamang daud), udara sekitar semakin dingin saya rasakan sampai2 saya pun tertidur ditengah jalur pendakian (tanah berbatu2 besar dan menanjak), ,zzZ, lalu saya pun tiba2 terbangun dan melihat Kholil melangkah turun tanpa membawa carrier melewati saya yang masih duduk selonjor “mau kemana lo lil?” tanya saya, “kebawah man jemput yang laen” jawabnya (dalam perjalanan ini, kholil yang duluan sampai di Alun alun surya kencana), , lalu saya pun melanjutkan tidur saya kembali,, gubraks, tak lama kemudian saya mendengar langkah seseorang mendekati saya dan ternyata Mamang daud, “doge sama saneri mana mang?” Tanya saya, “eh elu man gw kira siapa, baru aja gw mau kabarin orang rumah buat tahlilan, hahaha, doge sama saneri masih jauh dibawah” jawab dia, hahahaha gila aja gw disangkain mati sama si Mamang daud padahal lagi enak2 mimpi, , lalu Mamang pun melangkah naik melewati saya kemudian beristirahat ditanah yang landai tepat diatas saya, lalu saya pun bangun dari duduk berniat meneruskan perjalanan kembali tapi melihat mamang daud buka carrier mengeluarkan makanan (kentang rebus) saya pun mengurungkan niat saya tersebut dan bergabung untuk beristirahat bareng sambil makan sepotong kentang rebus yang dibawa mamang daud tsb, , “gila gw laper banget, dibawah gak ada yang bawa cemilan, di carrier siapa ya kmrn di taro?” Tanya mamang, , “ohh ada ni mang di carrier gw” jawab saya sembari membongkar isi carrier lalu memberikan sebagian cemilan kepada mamang, ,tak lama saya melihat ada seseorang melangkah naik dari bawah, sosoknya tak asing buat saya, ya dia Kholil, kali ini dia kembali dengan membawa carrier (entah carrier Doge atau Saneri, saya lupa :p), , “gimana lil, Doge sama Saneri masih jauh?” Tanya saya, “ya gak jauh2 amatlah, lumayan udah deket” jawab Kholil ,  “ayo lanjut, udah deket kok Alun alun Surya kencana” ujar Kholil , “ntar dulu ngopi2 dulu gw, kalo mau duluan silahkan” sahut mamang, saya dan Kholil pun bergegas melanjutkan perjalanan menuju Alun-alun Surya Kencana meninggalkan Mamang daud, , jalur pendakian yang semakin menanjak menandakan semakin dekat tujuan yang kami capai dan membuat saya merasa tak sabar berjumpa dengan kawan-kawan yang terlebih dahulu sampai di Alun-alun Surya Kencana, , dalam perjalanan saya bertemu dengan Riri dan Aung (anggota Sindikat Gelas Kaleng) sedang beristirahat, dalam hati saya bertanya-tanya “lho kenapa nih orang ada didepan saya, padahal tadi jauh dibelakang”, ahh mungkin tadi pas saya tertidur mereka berdua melewati saya tanpa saya ketahui, , saya pun ikut bergabung beristirahat sejenak dengan mereka, “sini daypack nya gw bawain sampe” pinta saya pada Riri ,, akhirnya Riri memberikan daypack nya pada saya (pada saat itu udara sangat dingin dan anginnya kenceng, sampai2 telapak tangan gw terasa kaku dan beku, dan gw gak bawa sarung tangan juga, makanya gw menawarkan jasa untuk membawakan daypack nya Riri buat penghangat tubuh gw, lumayan, ahihihi) dan saya gendong didepan sebagai winshield (pelindung angin), lalu saya pun mulai melangkah kembali dengan Riri dan Aung tepat dibelakang saya, langkah demi langkah menapakki jalan yang menanjak dan akhirnya sampai juga dijalan yang landai, yah kami menyebutnya dengan “bonus”, dalam benak saya pun terlintas “wah udah landai nih jalannya, pasti dikit lagi sampe, , dan benar saja sebuah papan petunjuk terbuat dari seng berwarna hijau bertuliskan Alun-alun Surya Kencana menunjukkan arah ke Timur itu pertanda bahwa kami sudah sampai di Alun-alun Surya Kencana, ,kami pun berhenti sejenak menhilangkan rasa lelah di dekat batu yang tersusun seperti meja dan kursi tamu dirumah-rumah pada umumnya.

serah terima hadiah

Setelah beristirahat sejenak, kami pun bergegas pergi dan mencari sebagian kawan2 kami yang terlebih dahulu sampai di Alun-alun surya kencana, , disinilah perjalanan kami hari ini berakhir, di hamparan padang rumput yang luas dengan pemandangan pohon edelweis yang belum berbunga, , sepoi-sepoi? Tidak, disini angin bertiup sangat kencang dan dingin, kami pun mencari tempat dibalik rerimbunan pohon untuk membangun tenda, , ya Akapela berdampingan dengan SIndikat Gelas Kaleng,, fiuhh perjalanan yang sangat melelahkan, , setelah membangun tenda kami pun mulai memasak, lalu tiba2 datang seorang pendaki dengan logat sunda ke tenda kami, “a’ boleh minta logistiknya, kami kecopetan waktu diterminal, kami gak punya logistik” ucap pendaki tsb, kami pun lalu memberikan sebagian logistic pada pendaki tersebut, , “nuhun ya a “ ucap pendaki tsb berterima kasih pada kami , , kegiatan masak memasak pun kami lanjutkan kembali,, aroma masakkan tak tercium sama sekali karena tertiup angin yang kencang dan dingin,, hmm waktunya makan pun tiba,, kami pun makan dengan lahap karena merasa lapar dan dingin, , lho mana Kholil? Ya dia tidak ikut bergabung makan bersama kami, dia langsung tepar dan meringkuk dalam tenda, maklum dia ngebut dari bawah sampai Alun-alun Surya Kencana ini, hahahaha, setelah selesai makan kami pun membenahi alat-alat masak dan logistik yang masih tersisa lalu istirahat dalam tenda, , selamat malam Alun-alun Surya Kencana besok tolong bangunkan kami di pagi buta dengan tiupan lembut udara dinginmu, , selamat beristirahat semuanya ,, hoahhhm (-__-  ) zzZ.

tim logistik

“10 Sept 2011”
Ditiupi udara pagi yang dingin kami semua bangun untuk summit attack, masih gelap , sekitar pukul 2.30 dini hari waktu setempat, , mengisi perut dengan makanan sisa semalam lalu mulai packing dan bergegas menuju puncak, , lampu senter tangan atau kepala menuntun dan menunjukkan jalan menuju puncak pada kami, , kali ini jalur pendakian agak sedikit berat, karena jalurnya sangat menanjak (nge-trek), , batu-batu besar dan akar belukar tak menjadikan kami untuk surut semangat menggapai puncak, yah kami malah makin bersemangat (masa sih ?? hahahahaha) , , dengan tumpuan bebatuan yang besar dan uluran akar belukar yang menjalar kami tak sedikitpun ragu untuk menyongsong sunrise nanti dipuncak, , istirahat sejenak lalu mulai melanjutkan lagi perjalanan, , tak lupa saya juga mengambil beberapa foto pada saat itu, ,, hihhiy, he ladhala bumi gonjang ganjing langit kelap-kelap ternyata eh ternyata gak terasa bentar lagi sampai puncak, , langkah saya pun semakin laju menjejaki bebatuan untuk cepat sampai, , ahh puji tuhan akhirnya sampai puncak juga, , eits waktu itu sesaat setelah saya sampai puncak saya pun langsung jeprat jepret foto dengan Kaminah (kalo gak salah) sebagai modelnya, , waw amazing , , setelah itu saya langsung bergegas turun kembali mengajak Ari (nih kalo gak salah lagi ye, lupa soalnya :p) untuk menjemput atau nge-SAR yang lain yang masih ketinggalan dibawah, , setelah bertemu saya meminta tas backpack salah satu dari mereka kemudian kami pun berjalan menuju puncak bersama, , yeaaa akhirnya kami sampai di puncak Gede, , kebetulan pada waktu itu cuaca dipuncak sangat cerah sehingga terlihat indah pemandangannya, , sebagian dari kami ada yang beristirahat sejenak, membuat minuman hangat, dan pasti berfoto2 ria dengan ragam pose, lumayan buat foto profil jejaring social,, hahaha, , “nasi uduk, nasi uduk, nasi uduk a’ nasi uduk neng” ,, WTH, SINTING ! ! , , lelaki setengah tua mengenakan jaket dan sarung yang melingkar dilehernya menawarkan dagangannya kepada kami, ya “nasi uduk”, hmm suasana hiking jadi hambar seketika bagaikan berjalan ditrotoar disambar xenia (kasus tugu tani), halah,, anggap saja bapak penjual nasi uduk itu hanya khayalan anda , hahaha, oke lanjut lagi ceritanya, , tak lupa kami berfoto bersama dalam satu frame dengan mengenakan kaos “AKAPELA”, biar keliatan kompak, hihhiy, , tak lama setelah berfoto2 kami berkemas dan bergegas untuk turun, , sampai jumpa lain waktu hey puncak Gede, , “grap grap grap” derap langkah kami pun terasa mantap menyusuri jalan, mungkin karena bawaan hati yang senang karena setengah perjalanan sudah terlewati, , turunan yang terjal menggugah hati saya secara pribadi untuk melewatinya dengan berlari, ya berlari, , memacu adrenalin dan menyenangkan tentunya, yuhhu yippie yihha, alamak ini pasar atau terminal? rame bener, , tak terasa kami sampai di pos Kandang Badak, , pada saat itu suasana disana ramai para pendaki, kami beristirahat sejenak disini untuk sekedar menyantap makan siang, nyeruput kopi, bercanda ria sembari menghisap rokok, , ahh saya rindu suasana hari itu, , menyenangkan, hmm rasanya cukup istirahat kali ini, kami pun melanjutkan perjalanan kembali, , disela-sela perjalanan ada satu kejadian yang menurut saya lucu, hahahahaha (blm cerita udah ketawa duluan #keplak kepala sendiri), ternyata ada sarang lebah ditengah jalan, kami yang hendak turun pun kaget melihat para pendaki yang ingin naik lari terbirit2, dikejar tawon,, karena jumlah tawonnya banyak dan kami tak mau mengambil resiko, kami menunggu hingga tawon2 tersebut pergi sembari menonton orang2 yang dikejar tawon, , hahaha tragis, , tak disangka-sangka dan sulit dipercaya ternyata ada jalur yang lebih aman untuk dilewati tanpa ada serangan tawon2 tersebut, tepat disebelah jalur bertawon itu, jalur yang tak umum kerena sebenarnya itu jalur air, tak apalah yang penting bisa lewat dan aman, , “tau gitu dari tadi gw lewat situ” ujar saya dalam hati, ABCDEFG (aduh bo’ capek deh eike fusing, gelaaa ! ! ! ) hahaha koplak, , perjalanan masih tetap berlanjut, check point kali ini adalah di Pos Panyangcangan, , ya kami bermalam di Pos itu, tak terasa hari semakin gelap kami pun mempercepat gerak langkah kami, , fiuhh puji tuhan akhirnya kami sampai di Pos Panyangcangan, senja tepatnya, , hmm ada yang kurang nih , mana tim Sindikat Gelas Kaleng ? hee ladhala mereka tertinggal dibelakang, , sambil menunggu mereka kami bergegas mendirikan tenda untuk beristirahat dan mulai memasak, batang demi batang rokok pun habis saya hisap sembari duduk bersandar menunggu tim Sindikat Gelas Kaleng, sewaktu menunggu saya dihampiri seseorang dan berkata “bang kalo ada rombongan dari Tangerang tolong arahin ke air terjun ya, mereka tertinggal dibelakang” ucapnya, “oke ntar gw tanyain setiap rombongan yang lewat terus kalo ketemu gw bakal arahin ke air terjun” jawab saya, (pemuda itu terpisah dari rombongannya, dia sampai duluan di air terjun dengan salah seorang lagi yang sedang sakit menunggu di tenda tepatnya dekat Air Terjun Cibeurem) hari mulai gelap dengan langit berwarna hitam kebiru-biruan pekat dan hujan rintik-rintik, ahh hawa semakin dingin kurasa tapi rombongan yang saya tunggu belum juga sampai, yah Sindikat Gelas Kaleng dan satu rombongan lagi dari Tangerang, untuk menghangatkan badan saya pun bergegas memakai jas hujan dan turun kebawah untuk mengambil air, oiya saya ditemani seseorang dari Akapela Sugi , sebelum berangkat turun mengambil air saya menitipkan kepada seseorang diantara kami yang stay di tenda agar kalau nanti ada rombongan dari Tangerang tolong arahkan ke Air Terjun, oke saya dan Sugi pun berangkat, sepanjang perjalanan Sugi terus memegangi jas hujan saya entah kenapa dia bersikap seperti itu, tapi memang sepanjang perjalanan itu hawanya agak sedikit berbeda, mencekam, serta lembab, seperti ada sesuatu yang sedang mengawasi kami, tapi kami tetap berfikir positif, sumber air sudah semakin dekat dan tiba2 terdengar teriakan seseorang entah dari arah mana, sontak saja kami kaget setengah mati, genggaman tangan Sugi pun semakin erat menggenggam jas hujan saya, , saya penasaran dan saya dekati sumber suara tersebut dan ternyata yang teriak adalah pemuda yang tadi menitipkan rombongan dari Tangerang yang tertinggal, , fiuhhh #helanafaspanjang , “rombongan Tangerang bukan?” ucap pemuda itu meyakinkan, “bukan, bukan bang, ini gw yang tadi di Panyangcangan, gw belom ngeliat rombongan yang lo maksud, gw mau ambil air ke sini” jawab saya,, saya perhatikan tenda mereka gelap gulita tak ada penerangan sedikit pun “kok gelap2an bang?” , “iya gw gak ada senter, senter sama logistik ada di tas rombongan yang ketinggalan” , saya pun memberikan senter kepala saya pada mereka “nih bang pegang senter gw, oiya pasti lo berdua laper, ayo mampir ke tenda gw” ucap saya, “gak usah bang, biar gw nunggu disini aja, kasian temen gw dalem tenda lagi sakit dan gak berani ditinggal” ,  setelah selesai mengambil air saya dan Sugi pun kembali ke tenda dan menceritakan hal  yang barusan kami alami berdua kepada yang lain supaya membantu orang yang berada dibawah (air terjun), rasa lelah yang menghantam saya bertubi2 membuat saya angkat bendera putih lalu saya beristirahat duluan dalam tenda, selamat malam Panyangcangan, selamat malam Sindikat Gelas Kaleng, selamat malam Akapela, selamat malam Rombongan Tangerang, maaf saya tak bisa menemani kalian hingga terbitnya matahari, saya hanya bisa menitipkan kalian pada teman2 saya yang lain, maaf, sampai jumpa esok, ,, zzZ
persiapan summit attack
Kaminah in action
Akapela di Puncak Gede
Akapela di Puncak Gede

“11 Sept 2011”
Terbangun karena suara langkah kaki seseorang dipagi hari, ya hari itu hari minggu banyak orang2 yang ingin berwisata ke Curug Cibeurem, , hmm selamat pagi semuanya, saya ambil papeer dan tembakau lalu mulai melinting, tak lupa saya sulutkan dengan api setelah usai menjadi sebuah lintingan rokok, puji tuhan saya masih bisa menikmati tembakau hari ini, tiap hisapan yang ku tarik dan tiap hembusan yang ku buang kunikmati dengan perlahan, ahh rasanya seperti sedang bercengkrama dengan Tuhan kala itu,, pagi ini kami berencana mengunjungi Air Terjun Cibeurem untuk sekedar foto2 dan mandi tentunya, , sebagian dari kami pun langsung bergegas turun menuju Air Terjun tersebut, lalu sisanya sibuk membersihkan alat masak bekas semalam, ada pula yang sibuk mempersiapkan sarapan, bahkan ada juga yang sibuk dengan alam mimpinya sendiri dalam tenda, kalo saya pribadi sibuk menggoda wisatawan perempuan yang ingin ke Air Terjun, , hahahaha, setelah selesai dengan kesibukkan masing2 kami pun kembali ke tenda untuk bersiap2 pulang, tapi sebelumnya sarapan dulu, hmm sarapan terakhir di alam terbuka, selamat makan kawan, setelah sarapan dan packing kami  pun berkumpul sejenak untuk berdoa bersama sebelum pulang, berdoa selesai ! , , disisa stamina kami yang terkuras karena perjalanan hari2 sebelumnya kami bergegas dari pos Panyangcangan menuju pos satu dengan perlahan, , dalam perjalanan ini kami tak lupa untuk “operasi semut”, yah memungut sampah sepanjang perjalanan sampai pos satu,, bagi saya ini perjalanan yang paling berat karena setiap langkah yang saya ambil saya harus membungkuk untuk mengambil sampah kemudian jalan selangkah lalu membungkuk lagi, seperti itu seterusnya sampai pos satu dengan tas carrier  yang masih melekat dipunggung, , sempat terfikir dalam benak saya kalau bukan saya lalu siapa yang harus memunguti sampah2 yang tak seharusnya berserakkan di  Alam,  semoga dengan tindakkan kami  tsb dapat menyulut para wisatawan lain agar lebih sadar akan kebersihan serta kelestarian lingkungan, saya tidak ingin mendorong dari belakang tapi ingin menarik dari depan, ya dengan tindakan real yang saya lakukan, , tak terasa kami pun sampai di pos satu, sampah yang kami bawa selama perjalanan tadi kami buang pada tempat yang telah disediakan, istirahat sejenak sambil melapor kepada petugas penjaga di pos bahwa kami serombongan sudah sampai semua, lengkap tak kurang seorang pun, , sesaat kemudian kami pun mulai melangkah meninggalkan pos tsb untuk kembali pulang ke Jakarta,, ternyata bukan dari rombongan kami saja yang ingin kembali ke Ibu Kota, banyak juga pendaki2 lain yang telah menunggu Bus di pertigaan Cibodas sejak pagi hari, maklum hari minggu, jalan macet karena sistem buka tutup jalan ditambah lagi Bus yang menuju ke Jakarta yang lewat full semua, akhirnya kami pun mencari alternative lain, ya sebuah mobil bak terbuka melintas di depan kami, langsung saja kami cegat dan nego pada supir mobil tsb untuk mengantar kami sampai Ciawi (mungkin kalau dari Ciawi, ke Jakarta akan lebih mudah untuk mendapatkan kendaraan yang menuju Ibu Kota) ,, “oke semua naik !” celetuk seorang dari rombongan kami, kami pun langsung bergegas untuk naik mobil bak tersebut, , mobil pun melaju dengan mantap, meliuk2 diantara kendaraan lain ditengah kemacetan jalan raya Puncak, dan akhirnya kami sampai juga di Ciawi di hari yang sudah mulai gelap, ternyata prediksi kami meleset, Bus yang menuju ke Jakarta di sini juga sudah full semua, , kami pun masih harus menunggu entah sampai kapan kami dapat Bus, Puji Tuhan tak lama menunggu akhirnya kami dapat Bus, “yes !! Jakarta kami pulang !”.

klik
bersih-bersih
Sungguh perjalanan yang benar2 menyenangkan, sampai jumpa kawan, sampai jumpa di piknik berikutnya, salam ! !

Note : Pengalaman diatas saya tulis berdasarkan apa yang saya alami serta saya rasakan dan dari sudut pandang saya secara pribadi pada saat perjalanan berlangsung, jadi apabila cerita ini tidak sesuai menurut pandangan anda yang juga ikut dalam acara tsb saya Mohon maaf, tak lupa saya mohon maaf apabila ada kesalahan dalam menuliskan nama dan gelar (kaya kartu undangan aja, hahaha), , dan saya mohon maaf juga apabila tulisannya “jelek”, maklum baru belajar make Microsoft word (halah), dan saya minta maaf ceritanya cuma sampe disini, dan saya juga minta maaf kalo banyak kalimat “dan saya minta maaf”  nya pada paragrap ini, dan saya minta maaf dalam tulisan saya banyak tanda “koma” nya, dan saya minta maaf. . . *yee panjul minta maaf mulu lo, kapan kelarnye | ntar dulu ahh bang gw masih pengen nulis | *yee tapi jangan kebanyakkan kalimat “dan saya minta maaf” nye dong, yang baca juga empet | ohh yaudah dan saya minta ma. . . (mulut gw di bekep) | *hehehe pemirsa mohon maaf ye penulisnye rada-rada stress, sekian dan terima kasih. SALAM AKAPELA ! ! ! SALAM LESTARI ! ! !

thanks god
Special thanks for Akapela : Doge, Ambon, Kholil, Sugi, Ari, Andre gede, Andre kecil, Mamang Daud, Saneri, Dini, Kaminah, Utari, Qori  dan Om bleki, gak lupa juga dengan Sindikat Gelas Kaleng : Uki, Riri, Aung, Digel, Ponga dan seseorang berkacamata mirip cina (mohon maaf saya masih lupa namanya) #gubraks (^_^)

Cerita ini pasti akan gw ingat dan gw sampaikan pada anak cucu gw kelak, begitu pun dengan nama dan wajah kalian, akan gw gambarkan dalam bentuk cerita, supaya terbersit asa untuk mereka merasakan serta menjejakkan kakinya di alam terbuka, semoga alam membimbingnya, Amin.


Salam Lestari


Herman Sulistiyo